Rabu, 06 Juni 2012

target pencapaian pelayanan kesehatan

Menuju target pencapaian pelayanan kesehatan gigi 2010, telah dilakukan berbagai
program, baik promotif, preventif, protektif, kuratif maupun rehabilitatif. Berbagai indikator
telah ditentukan WHO, antara lain anak umur 5 tahun 90% bebas karies, anak umur 12
tahun mempunyai tingkat keparahan kerusakan gigi (indeks DMF-T) sebesar 1 (satu)
gigi; penduduk umur 18 tahun bebas gigi yang dicabut (komponen M=0); penduduk umur
35-44 tahun memiliki minimal 20 gigi berfungsi sebesar 90%, dan penduduk umur 35-44
tanpa gigi (edentulous) _2%; penduduk umur 65 tahun ke atas masih mempunyai gigi
berfungsi sebesar 75% dan penduduk tanpa gigi _5%

Lima provinsi dengan prevalensi masalah gigi-mulut tertinggi, yaitu Gorontalo (33,1%),
Sulawesi Tengah (31,2%), DI. Aceh (30,5%), Sulawesi Utara (29,8%) dan Kalimantan
Selatan (29,2%). Provinsi dengan prevalensi gigi-mulut terendah adalah Sumatera
Utara (16,7%), Sumatera Selatan (17,0%), Lampung (18,1%), Kepulauan Riau (19,0%)
dan Kepulauan Bangka Belitung (19,4%).

Dari yang mengalami masalah gigi-mulut, provinsi dengan persentase yang menerima
perawatan/pengobatan gigi dari tenaga kesehatan gigi tertinggi di Nanggroe Aceh
Darussalam (44,5%) dan terendah di Maluku Utara (19,9%). Meskipun prevalensi
penduduk yang mengalami hilang seluruh gigi asli terlihat relatif kecil 1,6%, namun
terlihat tinggi di Sulawesi Selatan (4,0%) dan Bangka Belitung (3,2%).
Tabel 3.77 menunjukkan bahwa prevalensi masalah gigi-mulut bervariasi menurut
karakteristik responden. Prevalensi masalah gigi-mulut dan kehilangan gigi asli
menunjukkan kecenderungan menurut umur. Semakin tinggi umur, semakin meningkat
prevalensi masalah gigi-mulut, tetapi mulai kelompok umur 55 tahun prevalensi masalah
gigi-mulut menurun kembali. Pada kelompok umur 45-54 tahun sudah ditemukan 1,8%
hilang seluruh gigi asli, dan pada kelompok umur 65 tahun ke atas hilangnya seluruh gigi
mencapai 17,6%, jauh di atas target WHO 2010. Sedangkan yang menerima
perawatan/pengobatan gigi tidak menunjukkan pola yang jelas menurut umur..
Prevalensi masalah gigi-mulut dan yang menerima perawatan/pengobatan gigi sedikit
lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Menurut tipe daerah,
prevalensi masalah gigi dan mulut, serta persentase penduduk yang mengalami
kehilangan seluruh gigi asli sedikit lebih tinggi di perdesaan dibandingkan dengan di
perkotaan, sedangkan menerima perawatan/pengobatan gigi di perdesaan lebih rendah
dibandingkan dengan di perkotaan. Prevalensi masalah gigi-mulut ini tidak menunjukkan
hubungan dengan tingkat pengeluaran rumah tangga per kapita, kecuali dalam hal
perawatan/pengobatan gigi. Ada kecenderungan semakin tinggi tingkat pengeluaran
rumah tangga, semakin besar persentase penduduk yang menerima
perawatan/pengobatan gigi..
Tabel 3.78 menggambarkan jenis perawatan yang diterima penduduk yang mengalami
masalah gigi-mulut dalam 12 bulan terakhir menurut provinsi. Dapat dilihat bahwa jenis
perawatan yang paling banyak diterima penduduk yang mengalami masalah gigi-mulut,
yaitu ‘pengobatan’ (87,6%), disusul ‘penambalan/pencabutan/bedah gigi’ (38,5%).
Konseling perawatan/ kebersihan gigi dan pemasangan gigi tiruan lepasan atau gigi
tiruan cekat relatif kecil, masing-masing sebesar 13,3% dan 4,6%
Menurut provinsi, pengobatan paling tinggi di Nanggroe Aceh Darussalam (94,6%), dan
terendah di DKI Jakarta (74,5%). Penambalan/pencabutan/bedah gigi tertinggi di
Kepulauan Riau (55,9%) dan terendah di NTT (23,9%). Pemasangan gigi tiruan
lepas/cekat terlihat tinggi di tiga provinsi yaitu di Kepulauan Riau (12,3%), Sulawesi
Barat (11,2%), dan Sumatera Selatan (10,9%). Kesadaran untuk melakukan konseling
relatif sedikit di semua provinsi (13,3%).
Tabel 3.79 menjelaskan jenis perawatan yang diterima penduduk yang mengalami
masalah gigi-mulut dalam 12 bulan terakhir menurut karakteristik responden. Tidak ada
pola yang jelas jenis perawatan gigi yang diterima menurut kelompok umur. Tetapi ada
kecenderungan, semakin meningkat umur, semakin besar persentase yang melakukan
penambalan / pencabutan / bedah gigi dan pemasangan gigi tiruan lepasan / gigi tiruan
cekat.
Data tentang persentase pencabutan/penambalan/bedah mulut pada bayi (<1 tahun)
sebesar 10,9% (6/54) didapatkan dari 16.747 bayi yang diwawancara (orang tuanya),
175 bayi mempunyai masalah gigi/mulut, 54 diantaranya mendapat perawatan dan 6
yang mendapat perawatan pencabutan/bedah mulut oleh karena sebab yang tidak
diketahui. Mulai umur 65 tahun ke atas persentase yang melakukan penambalan /
pencabutan gigi mengalami penurunan. Pemasangan gigi tiruan sudah ditemui pada
kelompok umur anak sekolah dan meningkat seiring dengan bertambahnya umur,
Menurut jenis kelamin, tidak ada perbedaan persentase pemanfaatan jenis perawatan
gigi yang mencolok antara laki-laki dan perempuan. Menurut tipe daerah, jenis
perawatan penambalan/pencabutan gigi, pemasangan gigi tiruan lepasan / gigi tiruan
cekat dan konseling perawatan gigi lebih tinggi di perkotaan, sedangkan pengobatan
lebih tinggi di perdesaan.
Ada kecenderungan semakin tinggi tingkat pengeluaran rumah tangga per kapita,
semakin tinggi persentase penduduk yang melakukan penambalan/pencabutan gigi,
pemasangan gigi tiruan lepasan, dan melakukan konseling gigi. Sebaliknya untuk
pengobatan, semakin tinggi tingkat pengeluaran rumah tangga per kapita, yang
melakukan pengobatan cenderung
Dari tabel di atas menunjukkan prevalensi karies sebesar 46,5% dan yang mempunyai
pengalaman karies sebesar 72,1%. Menurut provinsi, prevalensi karies aktif tertinggi
(lebih dari 50%) ditemukan di Jambi (56,1%), Kalimantan Barat dan Sulawesi Utara
(57,2%), Maluku (54,4%), Riau (53,3%), Lampung (54,9%). Yogyakarta (52,3%), Bangka
Belitung (50,8%), Kalimantan Selatan (50,7%) Kalimantan Timur (50,6%), Jawa Barat
dan Sulawesi Selatan masing-masing 50,4%. .
Sedangkan sepuluh provinsi dengan prevalensi pengalaman karies tertinggi, adalah
Bangka Belitung (86,8%), Kalimantan Selatan (84,7%), Sulawesi Utara (82,8%), DI
Yogyakarta (78,9%), Kalimantan Barat (78,7%), Kalimantan Timur (76,6%) dan
Kalimantan Tengah (76,4).Jambi (77,9%), Maluku (77,5%), dan Jawa Timur (76,2%)..
Prevalensi karies aktif dan pengalaman karies menunjukkan variasi menurut karakteristik
responden, seperti tersaji pada Tabel 3.87
       

2 komentar:

  1. target DMF-T usia 30 tahun bagaimana?? ada referensinya??

    BalasHapus
  2. The Rise and Fall of the Casino (Review & Bonus) - Dr.CMD
    The Rise and Fall of the Casino Review & Bonus: No Deposit 남원 출장안마 Bonus for Slots For 과천 출장마사지 more than a decade, The Rise 당진 출장마사지 and Fall of the 시흥 출장마사지 Casino has been a 논산 출장마사지 major

    BalasHapus